Bagaimana Perlakuan PPN atas Penyerahan Hasil Tembakau?

envato

Contoh Kasus Penghitungan PPN Hasil Tembakau

Pada tanggal 11 Mei 2022, PT Mentari Sejahtera sebagai Produsen Hasil Tembakau melakukan pemesanan pita cukai Hasil Tembakau atas hasil produksinya berupa Sigaret Kretek Mesin golongan II dengan merek MS sebanyak 1.000.000 bungkus. Setiap bungkus MS berisi 16 batang Sigaret Kretek Mesin golongan II. Harga Jual Eceran Sigaret Kretek Mesin golongan II ditetapkan sebesar Rp1.156 per batang. 

Selain itu, dalam rangka memproduksi Sigaret Kretek Mesin golongan II tersebut, PT Mentari Sejahtera melakukan pembelian bahan kemasan dengan total harga sebesar Rp10.000.000 dan atas pembelian bahan kemasan tersebut telah dipungut PPN sebesar Rp1.100.000 Bagaimana ketentuan pengenaan PPN atas penyerahan hasil tembakau tersebut?

Jawaban

Atas penyerahan Hasil Tembakau yang dibuat di dalam negeri oleh produsen atau hasil tembakau yang dibuat di luar negeri oleh Importir, dikenai PPN. PPN yang dikenakan atas penyerahan Hasil Tembakau dihitung dengan cara mengalikan tarif PPN dengan Nilai Lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak.

Nilai Lain yang dimaksud ditetapkan dengan formula sebesar 100/(100+t) dikali Harga Jual Eceran (HJE) Hasil Tembakau, dengan ketentuan t merupakan angka pada tarif PPN. Dengan kata lain, berdasarkan pembulatan tarif PPN dan nilai lain tersebut, tarif PPN atas hasil tembakau yang berlaku sejak 1 April 2022 sebesar 9,9% dari HJE hasil tembakau.

Tarif tersebut kemudian akan kembali naik menjadi 10,7% dari HJE tembakau pada saat pemberlakuan tarif PPN 12%. Hal ini diatur dalam peraturan terbaru yaitu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 63 Tahun 2022.

Dalam hal mekanisme pemungutan, PPN atas penyerahan Hasil Tembakau dipungut satu kali oleh produsen atau importir dan terutang pada saat produsen dan/atau importir melakukan pemesanan pita cukai hasil tembakau.

Dengan melihat ketentuan pada PMK-63/2022, PT Mentari Sejahtera selaku produsen harus memungut PPN atas penyerahan Hasil Tembakau dari kegiatan usahanya. Penghitungan PPN yang terutang adalah sebagai berikut:

 = 9,9% X Total HJE

 = 9,9% X (1.000.000 X 16 X Rp1.156) 

= 9,9% X Rp18.496.000.000

 = Rp1.831.104.000

Lebih lanjut, dalam Pasal 7 PMK-16/2022 dijelaskan bahwa Pajak Masukan atas perolehan BKP/JKP sehubungan dengan penyerahan hasil tembakau oleh produsen dan/atau importir dapat dikreditkan sepanjang memenuhi ketentuan pengkreditan Pajak Masukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

Maka dalam kasus ini, PPN yang telah dibayar atas pembelian bahan kemasan oleh PT Mentari Sejahtera senilai Rp1.100.000 merupakan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan.

Selain itu, produsen dan/atau importir wajib membuat Faktur Pajak atas penyerahan hasil tembakau yang terutang PPN pada saat melakukan pemesanan pita cukai hasil tembakau. Faktur Pajak yang dimaksud dalam hal ini adalah Dokumen CK-1 yang merupakan dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak sebagaimana diatur dalam PER-16/PJ/2021.

Dokumen CK-1 PPN Penyerahan Hasil Tembakau
Categories: Studi Kasus

Artikel Terkait